Senin, 04 Mei 2009

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PPtLSV DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 101 JAKARTA

Laporan Penelitian Tindakan Kelas

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI METODE PROBLEM-BASED LEARNING

PADA MATERI PPtLSV

DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 101 JAKARTA


(TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007 SEMESTER I)



Oleh:
SUPARDI.S.Pd
NIP. 131 576 799

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Syarat

Kenaikan Pangkat Dari IV/b ke IV/c



PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA
DINAS PENDIDIKAN DASAR KATAMADYA JAKARTA BARAT
SMP NEGERI 101 JAKARTA
Jl. Palmerah Utara II No.210C Telp (021) 5481510 Jakarta 11480

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep matematika sehingga mengakibatkan kesalahan–kesalahan dalam mengerjakan soal sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa (skor) baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah, padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas biasanya guru memberikan tugas (pemantapan) secara kontinu berupa latihan soal. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep matematika. Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang menggunakan sistem KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jadi pendidikan tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran. Juga mengupayakan siswa untuk memiliki hubungan yang erat dengan guru, dengan teman– temannya dan juga dengan lingkungan sekitarnya.

Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi, sangat bergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran (Semiawan, 1985). Banyaknya teori dan hasil penelitian para ahli pendidikan yang menunjukkan bahwa pembelajaran akan berhasil bila siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Atas dasar ini munculah istilah Cara Belajar Siswa Aktif ( CBSA ). Salah satu pendekatan pembelajaran yang mengakomodasi CBSA adalah pembelajaran dengan pemberian tugas secara berkelompok.
Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan dari pemikiran nilai–nilai demokrasi, belajar efektif perilaku kerja sama dan menghargai keanekaragaman dimasyarakat. Dalam pembelajaran guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar sebagai suatu sistem sosial yang memiliki ciri proses demokrasi dan proses ilmiah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan jawaban terhadap praktek pembelajaran kompetensi serta merespon perkembangan dinamika sosial masyarakat. Selain itu pembelajaran berbasis masalah pada dasarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari pembelajaran kelompok. Dengan demikian, metode pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik yang khas yaitu menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks belajar bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dengan situasi berorientasi pada masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000:2 dalam Nurhadi dkk,2004), “ Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Learning (Pembelajaran Proyek), Eksperience-Based Education (Pendidikan Berdasarkan Pengalaman), Authentic learning (Pembelajaran Autentik), dan Anchored instruction (Pembelajaran berakar pada dunia nyata)”. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukankan penyelidikan secara inkuiri.

Terkait dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembelajaran dengan pemberian tugas secara berkelompok menjadi salah satu pendekatan yang sebaiknya di kuasai oleh guru baik secara teoritis maupun praktis. Berangkat dari pemikiran tersebut Peneliti memilih judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Metoda Problem-Based Learning Pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

  1. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa rendah?
  2. Kendala apa saja yang ditemui dalam pembelajaran matematika?
  3. Apakah penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
  4. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif type Problem-Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
  5. Bagaimanakah penggunaan sarana dan prasaran yang optimal dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
  6. Seberapa besar pengaruh Pendekatan Kooperatif type Problem-Based Learning dalam pencapaian hasil belajar siswa?

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran matematika dengan metode Problem-Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika dilaksanakan di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta semester ganjil tahun pelajaran 2006 / 2007

2. Materi yang diajarkan adalah persamaan dan pertidaksamaan linear satu vatiabel.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah dengan metode Problem-Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal–soal latihan pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta?

2. Apakah dengan metode Problem-Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta?

3. Bagaimanakah dampak metode Problem-Based Learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

Untuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan berdasar pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan secara umum adalah untuk memperbaiki pembelajaran matematika di SMP, sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal–soal pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2006–2007 semester ganjil yang diajarkan dengan metode Problem-Based Learning.

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2006 - 2007 yang diajarkan dengan metode Problem-Based Learning.

3. Untuk mengetahui dampak metode Problem-Based Learning dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII.1 SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2006 – 2007 pada pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

E. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan

mamfaat bagi :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan minat siswa dalam memahami materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Stu Variabel.

b. Memiliki rasa setia kawan, kerjasama dan tanggung jawab.

c. Memotivasi siswa untuk lebih mantap dalam belajar matematika terutama pada

Pokok bahasan Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

d. Siswa mengerti akan pentingnya belajar berkelompok.

e. Siswa dapat saling berinteraksi dalam kelompok untuk menyampaikan pendapat atau mendiskusikan setiap soal pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.

f. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah melalui pemberian tugas secara berkelompok.


2. Bagi Guru

a. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru.

b. Memperbaiki kinerja guru.

c. Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.

d. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi Sekolah.

a. Hasil pembelajaran sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.

b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi siswa dan kinerja guru.

2 komentar: